Belajar bahasa Inggris nggak cuma soal menghafal kosakata atau grammar aja. Seringkali kita paham kata per kata, tapi pas denger kalimatnya malah bingung. Nah, inilah pentingnya pragmatics—ilmu yang ngejelasin gimana konteks sosial dan situasi bisa ngubah makna kalimat.
Pragmatics bikin kita ngerti maksud tersembunyi dari ucapan orang. Bisa dibilang, pragmatics jawab pertanyaan: “Sebenernya, maksud kalimat ini apa sih dalam konteks tertentu?” Yuk, kita bahas beberapa konsep pragmatics yang sering muncul dalam percakapan sehari-hari!
1. Deixis: Kata yang Maknanya Tergantung Konteks
Deixis adalah kata-kata yang artinya berubah-ubah tergantung siapa yang ngomong, kapan, dan di mana. Contohnya kayak “saya,” “di sini,” atau “kemarin.” Maknanya bisa beda tiap orang.
Contoh:
- “I’ll meet you there tomorrow.”
Di kalimat ini:
- “I” bisa siapa aja yang ngomong.
- “There” bisa di mana aja, tergantung situasi.
- “Tomorrow” juga ngikut waktu saat kata ini diucapin.
Praktik pragmatics: Buat ngerti maksud kalimat kayak gini, kita harus ngerti dulu siapa yang ngomong dan di mana tempat yang dimaksud.
2. Implikatur: Makna Tersirat yang Sering Ngecoh
Implikatur adalah saat seseorang bilang sesuatu tapi maksudnya lebih dari yang keliatan. Jadi kita mesti menangkap maksud tersembunyi itu.
Contoh:
- “It’s getting late.”
Pas dibilang gitu, mungkin maksud sebenernya bukan cuma kasih tau waktu, tapi nunjukin kalau dia mau pulang atau minta lawan bicaranya selesaiin obrolan.
Praktik pragmatics: Kita butuh “feeling” buat nangkep implikatur ini, apalagi dalam percakapan sehari-hari biar nggak salah paham.
3. Speech Acts: Fungsi Tersembunyi di Balik Kalimat
Speech acts artinya fungsi tersembunyi dari sebuah kalimat. Jadi, kadang yang kita omongin nggak selalu literal sesuai teks, tapi ada “aksi” di balik kalimat itu.
Contoh:
- “Can you open the window?”
Secara grammar ini kayak pertanyaan biasa, tapi sebenernya ini permintaan buat bukain jendela. Orang biasanya nggak akan jawab “Yes, I can,” tapi bakal langsung buka jendela.
Praktik pragmatics: Paham speech acts bikin kita ngerti maksud asli kalimat dalam obrolan sehari-hari, terutama kalau lagi ngobrol sama native speaker.
4. Kesantunan dalam Bahasa Inggris: Nyampein Maksud dengan Halus
Kesantunan atau politeness itu penting banget dalam pragmatics. Orang biasanya milih kata atau kalimat yang halus buat nyampein sesuatu biar lebih sopan dan nggak nyakitin perasaan lawan bicara.
Contoh:
- Dibanding ngomong “Give me the report,” orang mungkin bilang, “Could you possibly give me the report?”
Pake kata kayak “could” dan “possibly” bikin kalimat lebih sopan, meskipun maksudnya sama aja.
Praktik pragmatics: Cara ngomong kayak gini penting banget, apalagi dalam konteks profesional atau ngobrol sama orang yang belum terlalu akrab.
5. Konversasi Maksim: Prinsip Biar Obrolan Nggak Garing
Grice’s Maxims adalah prinsip yang biasa orang ikutin supaya percakapan bisa lebih mudah dipahami:
- Maxim of Quantity: Ngomong secukupnya, nggak kurang atau lebih.
- Maxim of Quality: Usahain bilang hal yang bener.
- Maxim of Relation: Ngomongin hal yang relevan aja.
- Maxim of Manner: Ngomong jelas dan langsung.
Contoh: Kalau ada yang nanya, “Where did you go last night?” lalu dijawab, “Somewhere,” ini kayak ngelanggar Maxim of Quantity sama Maxim of Relation. Jawaban kayak gini kurang informatif dan bikin bingung.
Praktik pragmatics: Maksims ini bikin percakapan lebih enak, nggak bikin lawan bicara kebingungan.
6. Pragmatics dalam Kehidupan Nyata: Biar Pesan Nggak Salah Tangkep
Dalam bahasa Inggris sehari-hari, pragmatics itu ngebantu kita buat ngerti dan nyampein makna yang nggak selalu bisa langsung ditangkep dari kata-kata. Dengan pragmatics, kita bisa lebih mudah nangkep maksud tersirat, baca situasi, dan ngomong sesuai konteks.
Contoh Kasus di Kehidupan Nyata: Kalau di tempat kerja, misalnya ada yang bilang “The project is a bit delayed,” mungkin dia nggak sekedar ngasih info, tapi ngasih sinyal kalau ada masalah yang perlu diatasi. Respon yang sesuai kayak, “Is there anything I can help with?” bakal lebih kena dibanding cuma ngangguk atau diem aja.
Pragmatics itu skill yang mesti sering dilatih, karena kalau cuma ngandelin grammar dan kosakata, kadang kita bisa ketinggalan maksud sesungguhnya. Kalau ngerti pragmatics, kita bakal makin jago baca situasi, nangkep maksud tersirat, dan komunikasi juga lebih nyambung di bahasa Inggris.
https://feekampunginggris.com/blog-kampung-inggris-pare-fee-center/