FEE Center Kampung Inggris Pare kembali kedatangan tamu istimewa yang kali ini datang dari negeri 1001 malam, Iran. Pasalnya Kampung Inggris di Pare, Kediri, Jawa Timur, telah lama menjadi ikon pengajaran bahasa Inggris di Indonesia. Bahasa Inggris kini menjadi bahasa internasional yang mendominasi berbagai aspek kehidupan global. Kemampuan berbahasa Inggris telah menjadi kebutuhan banyak pelajar. Banyak orang dari berbagai daerah memilih Kampung Inggris sebagai tempat belajar mereka. Namun, karena banyaknya kursusan di Kampung Inggris, lembaga sekolah biasanya melakukan observasi terlebih dahulu. Mereka ingin mengetahui tempat, sistem pembelajaran, dan kegiatan selama di kursusan. Yuk simak bagaimana serunya One Day Visit Al-Mustafa International University Iran 3 juni yang lalu!
Sama halnya dengan team dari Al-Mustafa International University atau juga disingkat sebagai (MIU) yang berasal dari Iran, Directur Al-Mustafa International University Prof. Dr. Husein Muttaki dan para team melakukan perjalanan untuk datang ke Kampung Inggris FEE Center (Future English Education Center) pada tanggal 3 Juni 2024.
One Day Visit ini bertujuan untuk mengobservasi secara langsung kegiatan-kegiatan yang ada di FEE Center. Pengamatan ini berguna untuk mengetahui bagaimana system FEE Center Kampung Inggris dalam melakukan pembelajaran, penerapan Bahasa Inggris, serta metode pembelajaran yang mumpuni. Dengan melihat secara langsung metode pembelajaran ala FEE Center Kampung Inggris yaitu Fun Learning yang menerapkan pembelajaran yang inovatif dan kelas yang interaktif diterapkan di beberapa kelas.
Tak hanya itu, FEE Center yang memiliki program Tahfidz juga memperkenalkan kepada team MIU dengan cara memberi kesempatan untuk menyaksikan secara langsung kegiatan para santri yang sedang belajar, membaca, dan menghafal Al-Qur’an.
Mr. H. Abdul Malik, S.Pd. selaku Directur FEE Center Kampung Inggris juga menjelaskan bahwa peserta-peserta yang mengikuti program Bahasa Inggris mendapatkan tiga target yang saling berhubungan dan sudah diterapkan oleh FEE Center Kampung Inggris sedari dulu, “Tiga target tersebut adalah character building, daily worship, dan tentu saja Bahasa Inggris. Kenapa kita menempatkan English yang terakhir karena yang kita tekankan terlebih dahulu adalah kedisiplinan dan tanggung jawab baik dalam hal beribadah, belajar, dan berkegiatan. Kemudian daily worship, di sini kita memulai aktifitas dari jam 3 pagi untuk sholat tahajjud dan sholat 5 lima waktu lainnya secara berjama’ah terus diikuti baca wirid dan alqur’an. Dengan cara inilah kita berharap keridloan dari Allah, insyaallah pembelajaran Bahasa Inggris akan jauh lebih mudah bagi siapapun yang bersungguh-sungguh.”
Salah satu team MIU bertanya tentang bagimana dengan yang non-muslim yang ikut program Bahasa Inggris?
“Kami juga menyediakan kelas dan ruangan bagi mereka untuk beribadah. Memberikan tempat bagi mereka untuk berdo’a atau berdiskusi. FEE Center menerima program sekolah dari Cristian school jadi semua murid beragama Kristian walaupun begitu mereka ke sini untuk belajar Bahasa Inggris dengan dengan waktu yang singkat namun terbukti dapat meningkatkan kemampuan mereka terutama Speaking.”
“Sebenarnya tak butuh waktu lama untuk belajar Bahasa Inggris asalkan focus dengan hal itu, apalagi sasarannya adalah Mahasiswa yang pastinya memiliki basic Bahasa Inggris, hanya saja Bahasa Inggris mereka pasif sehingga untuk peningkatan speaking mereka hanya perlu waktu selama dua minggu. Mungkin memang sangat singkat tapi dengan kelas yang kami persiapkan, dengan metode-metode pendalaman yang kami terapkan, dan tentunya niat dari peserta maka tidak ada yang tak mungkin. Jika ingin lebih master atau menguasai lagi, kami menyarankan untuk pendalaman Bahasa Inggris selama satu bulan,” ungkap Abdul Malik.
Dengan adanya One Day Visit oleh Team Al-Mustafa International University ke Kampung Inggris FEE Center bisa menjadi sebuah langkah penting dalam pertukaran ilmu dan budaya. Melalui observasi ini, tidak hanya memberikan perspektif tentang pengajaran bahasa Inggris, tetapi juga membuka peluang kerjasama lintas negara yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan bahasa di berbagai belahan dunia. Harapannya, kunjungan ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga menciptakan jaringan profesional yang kuat dan berkelanjutan untuk pengembangan pendidikan bahasa di masa depan.
